Minggu, 27 Januari 2019

Bijak Mengelola Sampah Plastik Dengan Membuatnya Menjadi Ecobrick

Bijak Mengelola Sampah Plastik Dengan Membuatnya Menjadi Ecobrick

Berawal dari keprihatinan kami akan sampah plastik yang susah diurai maka kami sekeluarga sepakat untuk mengolah sampah plastik yang kami peroleh dengan menjadikannya ecobrick. Ecobrick ini kami pilih karena metode membuatnya relative mudah. Pernah suatu ketika kami berkunjung ke kampung swadaya sampah di dusun sukunan, Yogyakarta. Dimana kampung tersebut mengolah sampah secara mandiri. Sampah rumah tangga diolah menjadi kompos. Sementara sampah plastik dikelola menjadi kerajinan handmade. Mereka memilah jenis plastik untuk di jadikan dompet, tas atau benda lain yang dapat dijual. Wah kami terpesona saat itu, dan bermimpi kapan lingkungan saya bisa seperti itu minimal secara komunal mengolah sampah rumah tangga.


Ngomong-ngomong tentang ecobrick saya mau cerita sedikit. Ecobrick ini digagas oleh Russel Maier dengan maksud untuk meminimalisir sampah anorganik (plastik) dengan media botol plastik. Metode ini terbukti mengurangi jumlah sampah plastik di Kanada, negara tempat bernaungnya pencipta ecobrick
Dan sudah setahun ini kami mulai mengolah sampah plastik yang kami dapatkan menjadi ecobrick. Bagi teman-teman yang berminat, membuat ecobrick ini sangat mudah dan enggak ribet. Bahan yang dibutuhkan adalah wadah untuk menampung plastik, botol air mineral (kalo saya pakai yang kemasan 600 mL), bambu ukuran 30 cm dengan diameter 1 cm dan gunting.  Berikut langkah untuk membuat ecobrick

1   Pilah sampah plastik

Langkah pertama adalah memilah platik terlebih dahulu. Plastik yang bersih dan kering dipisahkan dari plastik yang masih basah dan terkena minyak atau kotoran bekas bungkus.  Yang kotor dan berminyak dicuci dan dikeringkan.

2   Menggunting plastik

Plastic yang sudah kering dan bersih digunting kecil-kecil, ukuran 5cm x 5cm. atau sesuai kebutuhan. Jangan terlalu kecil juga ya karena nanti akan sulit memasukkan ke dalam botol juga menekannya agak susah.

3   Memasukkan plastik kedalam botol air mineral

Langkah yang terakhir adalah memasukkan potongan plastik tersebut kedalam botol kemasan air mineral. Usahakan botol kemasannya seragam ya agar ketika ecobrick digunakan lebih mudah mengaturnya. Kalo saya menggunakan botol 600 mL. gunakan bambu tadi untuk menekan dan memasukkan ke sela-sela agar plastic padat. Usahakan jangan ada rongga ya. Standar berat ecobrick adalah 1/3 kali ukuran botol kemasan. Jika menggunakan botol kemasan 600 mL maka berat minimal plastik adalah 200 gram. Setelah itu beri barcode dan simpan botol ecobrick.


Untuk apa botol ecobrick?

Setelah banyak lalu buat apa sih ecobrick itu? Sebetulnya penggunaan ecobrick ini cukup banyak. Tergantung pada kebutuhan. Rencana kami  untuk membuat pagar rumah. Cuman butuh banyak banget. Mungkin ribuan. Dan sekarang baru dapat 10 botol. Di beberapa negara tertentu ecobrick ini digunakan untuk membuat taman, untuk kursi dan meja dan lain-lain.

Tetap kurangi sampah plastik

Meskipun sampah plastik dirumah kami  diolah menjadi ecobrick bukan berarti kami tetap membawa plastic dirumah donk. Ya, kami sampai saat ini masih mencoba untuk konsisten mengurangi sampah plastik dirumah. Bagaimana cara kami mengurangi sampah plastic ini? Simak berikut ini.

-    Katakan no plastic pada pedagang dipasar. Awalnya terdengar aneh dan pedagang heran. Tapi lama-lama mereka paham kalo istri saya belanja di pasar selalu menggunakan wadah yang bisa dipakai secara berulang. Beli kacang hijau menggunakan wadah Plastik yg digunakan berulang, beli ayam kampung dan ikan menggunakan wadah plastik dipakai berulang. Kalo beli toge, cabe atau tomat menggunakan wadah dari kain.

-    Membawa bekal untuk makan siang. Ini kebiasaan udah lama sejak saya menikah. Istri saya selalu membakan bekal dengan wadah yang bisa digunakan ulang. Biasanya wadahnya dari rantang stainless atau dari plastik bekal dipakai berulang. Dengan membawa bekal saya otomatis mengurangi kantong plastik karena saya tidak jajan diluar. Kalo mau gofood juga enggak ada Karena kantor saya di desa. Hahaha.. kalo pesen go food juga pasti dibawakan plastik.
-          
     Menggunakan rantang stainless untuk membeli tekwan.  Kami sekeluarga suka makan tekwan. Sekali beli 3 bungkus nah semuanya plastic, untuk 3 porsi tekwan kami akan diberi 3 plastik bungkus tekwan, 1 plastik besar dan 3 plastik kecil untuk sambal. Nah kami menggunakan rantang stainles kalo beli tekwan. Sampah plastik berkurang dan pedagang juga senang karena biaya plastik lebih dihemat. Sebetulnya kebiasaan membawa wadah sendiri ketika membeli makanan ini sudah saya lakukan 20 tahun lalu saat saya masih tinggal di kota kelahiran. Saat saya disuruh ibu membeli soto ayam kampung di jogja. Kalo dulu sih biasa aja ya karena semua orang juga melakukan hal yang sama. Kalo sekarang sepertinya orang-orang pada melihat saya dengan heran. Ah cuek ajalah saya.

-    Menggunakan botol minuman yang bisa digunakan secara berulang. Saya biasa menggunakan termos dari stainless jika bepergian jauh. Selain panasnya terjaga saya juga mengurangi sampah botol minuman sekali pakai.




Bagikan

Jangan lewatkan

Bijak Mengelola Sampah Plastik Dengan Membuatnya Menjadi Ecobrick
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

6 komentar

Tulis komentar
avatar
28 Januari 2019 pukul 05.17

Wah ecobricknya bisa dibuat kursi saja tidak butuh banyak. Semoga terus konsisten untuk mengurangi sampah plastik di rumah. Semangat hijau.

Reply
avatar
7 Februari 2019 pukul 00.28

maaf pertama liat gambarnya saya kira itu jemuran pakaian, eh setelah saya perhatikan lagi ternyata itu jemuran plastik bekas.. hehehe yang penting kan om slumuth keren.... semoga artikelnya menjadi inspirasi dan menggugah masyarakat untuk sadar agar tidak terlalu banyak menggunakan plastik.

Reply
avatar
7 Februari 2019 pukul 20.58

Saya juga sedang belajar buat ecobrick. Tapi butuh kesabaran ternyata. Mengatakan no plastik tidak mudah, karena plastik memang sudah mendarah daging dimana-mana. Semoga bisa konsisten....

Reply
avatar
7 Februari 2019 pukul 21.56

Gegara ibu linda, mba heni dan mba mba IP lain suka posting campaign diet sampah aku jadi mikir2 mau nerima kantong plastik dari minimarket. Belanjaan masukin ke totebag bawa sendiri. Aku blm sampe tahap mengelola sampah sendiri begitu, maklum masih hidup nomaden. Dan masih belajar konsisten untuk bawa tumblr minum sendiri.semoga kedepannya bjsa ketularan keren

Reply
avatar
11 Februari 2019 pukul 21.24

mantab, pengelolaan sampah plastik teruatam botol menjadi ecobrik memang masih asing di Indonesia, saya pernah mengenal hal ini ketika masih menjadi Monev di Adaptasi perubahan Iklim, dimana masyarakat di somalia mengumpulkan botol plastik untuk dipadu dengan pemasangan batu bata untuk di rumah hal tersebut ternyata bisa mengurangi suhu udara yang panas menjadi lebih sejuk.

Reply
avatar
16 Februari 2019 pukul 21.30

Keren ih keluarganya �� semenjak lihat banyak campaign ecobrick, aku jadi tertarik untuk ikutan. Tapi kok belum bisa konsisten ya Bang huhu.

Reply

Menikmati Pasar Organik di Milas Jogjakarta

Menikmati Pasar Organik di Milas Jogjakarta Kali ini saya akan cerita mengenai Pasar Organik di Milas Jogjakarta. Seperti biasa, ketika...